Asal Mula Mumi
Sejauh
ini, sudah banyak ditemukan mumi di Mesir. Terakhir, pejabat umum
urusan benda kuno Mesir belum lama ini mengatakan, bahwa arkeolog
Perancis pada 26 April 2004 menemukan lebih 50 sosok mumi dan peti mayat
yang dibuat dari kayu dan kapur. Dalam penjelasannya, Sekjen Dewan
Tertinggi Benda-benda Kuno Mesir yakni Awwas mengatakan, bahwa sebuah
tim arkeologi yang berasal dari istana Louvre Paris menemukan
benda-benda tersebut di kawasan Sakalla kurang lebih 20 km di selatan
Kairo.
Awwas mengatakan, selain mumi juga ditemukan patung kecil dan
sejumlah benda-benda anyaman. Menurutnya, masa benda-benda ini berasal
dari zaman Tuolemi pada masa 1.000 tahun kerajaan akhir Mesir pada
tarikh kurang lebih 323-30 tahun sebelum Masehi. Versi lain menyebutkan
benda-benda tersebut kemungkinan berusia 2.300 tahun. Menurut keterangan
Dewan Tertinggi Benda-benda Kuno Mesir, tim arkeolog Perancis tersebut
menemukan mumi-mumi dan peti mati ini ketika menyelidiki lubang makam di
bawah tanah sebuah piramida di selatan Kairo. Kedua belas sosok mumi
yang ditemukan di salah satu lubang itu “kondisinya baik”.
Awwas mengatakan, belum pernah melihat mumi dari masa kerajaan
Tuolemi yang tersimpan dengan begitu sempurna ini, di dalamnya terdapat
ratusan benda terbuat dari emas yang mestinya menurut masa itu adalah
ajimat pelindung badan, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Disebabkan oleh daya tarik benda-benda kuno Mesir yang tiada taranya
terhadap orang awam, sebuah museum di Swiss juga sedang memamerkan
pusaka Tuthankamen, dan ini untuk pertama kalinya sejak lebih dari 20
tahun, benda pusaka kerajaan Mesir tiba di Eropa dan dipamerkan,
benda-benda seni Mesir kuno yang indah tak terbandingi ini menarik
sejumlah besar orang-orang menyaksikannya.
Mumi Peru
Mumi ternyata bukan monopoli Mesir. Di Peru pada 5 Maret lalu, dari
jalan umum sekitar tanah kuburan Inca di pinggiran ibukota Peru,
ditemukan sejumlah besar mumi yang telah berusia di atas 500 tahun.
Menurut laporan BBC dan media cetak lainnya, arkeolog menemukan mumi
yang tak terhitung banyaknya dari 26 lubang makam, pada setiap lubang
terdapat satu atau bahkan beberapa orang dewasa yang dijadikan satu
dengan anak-anak, dan mumi-mumi ini diperkirakan berasal dari kurun
waktu 1472-1533. Pada 1533, bangsa Inca dikalahkan oleh penakluk
Spanyol.
Arkeolog Guillermo Cock adalah utusan yang dikirim oleh pemerintah
kota Lima ketempat tersebut untuk penelitian barang-barang kerajinan
tangan. Dia mengatakan bahwa ini adalah tanah kuburan Inca yang terbesar
di Peru, yang juga merupakan satu bagian yang paling besar di antara
tanah kuburan yang tergali di belahan bumi Barat. Pemerintah kota sedang
mencoba membangun saluran jalan di tempat tersebut.
Cock merekomendasikan, mumi itu setengah terkubur, tidak diketahui
persis jumlah mumi yang pasti. Ada sejumlah mumi telah dirusak, bahkan
ada beberapa yang tulang tengkoraknya mencuat keluar, dan sejumlah mumi
dengan kantung pakaian yang terikat di tubuhnya dan mengerut menjadi
satu. Lebih lanjut Cock mengatakan: “Mumi-mumi ini pada masa hidupnya
adalah penduduk setempat, berasal dari kalangan yang kita artikan
sebagai kelas menengah sekarang, termasuk manusia semasa kekaisaran
Flensa Inca.
Cock mengatakan, bahwa mereka adalah penenun. “Di dalam kuburan, 99%
peralatan, seperti misalnya jarum pemintal dan mesin tenun semuanya
digunakan untuk memroduksi mulai dari pakaian wanita hingga pencelupan
bahan pakaian dan lain sebagainya,” jelasnya. Cock menambahkan bahwa
titik penting dari temuan ini adalah keseluruhan barang-barang yang
ditinggalkan dalam keadaan sangat utuh. Lagi pula bukti-bukti di
sekeliling mumi-mumi secara nyata menunjukkan, bahwa mereka baru
dikuburkan setelah terlebih dahulu diadakan upacara keagamaan. Selain
itu juga terdapat gandum, kacang-kacangan, daun koka, poci teh dan
barang peninggalan lainnya.
Sekalipun terdapat galian benda-benda bersejarah ini, pemerintah kota
menyatakan tetap akan membangun jalan lingkar yang menembus ke kawasan
pusat kota. Armando Mollina, juru bicara pemerintah kota menyatakan:
“Pekerjaan membangun jalan-jalan raya ini tidak akan berhenti, ini
adalah untuk pembangunan ibukota, kami akan mengepak mumi-mumi ini
menjadi bungkusan besar, dan membawanya ke museum untuk disimpan dan
digunakan sebagai bahan riset, ditinggalkan di sini, mungkin akan jadi
bahan jarahan bagi orang tamak.”
Namun menurut Federico Kauffmann, pemerintah kota Peru bisa
memikirkan cara yang lain, ia mengusulkan supaya jalan tembus dibangun
melalui terowongan. Sehingga dengan demikian, jika ada benda budaya
temuan baru tergali lagi, maka tidak akan rusak. “Peru tidak mempunyai
dana dan teknologi untuk mengurus mumi-mumi ini, lagi pula di museum
Puruchuco juga tidak ada ruang yang cukup untuk menyimpan mumi-mumi
ini,” ujar arkeolog ini. Senada dengan itu, Cock mengatakan, bahwa tanah
pekuburan ini akan dimasukkan dalam kategori pekuburan Inca kuno,
sehingga dengan demikian proyek pembangunan jalan raya modern tidak akan
terkena dampaknya.
Sejak beberapa tahun belakangan ini, arkeolog telah menemukan ribuan
mumi di Peru, sebagian besar mumi berasal dari budaya Inca pada 5 abad
silam, dan kurang lebih 2.000 mumi di antaranya digali pada tahun 2002
di perkampungan kaum miskin sekitar kota. Salah satu mumi Peru yang
paling terkenal adalah “Juanita the Ice Maiden”, tubuh gadis ini
terkubur dalam lapisan es di gunung.
Pada 12 Februari lalu juga ditemukan 2 sosok mumi Inca, pada lokasi
sebuah sekolah di selatan Peru dan salah satu matanya masih terawat
dengan baik. Kedua mumi pada 24 Februari lalu dipamerkan untuk umum.
Kedua mumi ini masing-masing adalah seorang anak laki-laki dan seorang
laki-laki dewasa yang berusia 30 tahun lebih, diperkirakan telah berusia
700 tahun, dapat dipastikan berasal dari masa sebelum peradaban Inca.
Mumi-mumi itu tersimpan dengan utuh sekali, bahkan salah satu di
antaranya masih mempunyai sebuah retina, begitu juga dengan organ yang
masih terpelihara dengan baik.
Menurut kabar, ketika pekerja sedang memindahkan mumi waktu itu,
secara tidak disengaja merusakkan sisi tubuh mumi, dari lubang pada sisi
tubuh itu terlihat usus kecilnya, selain itu lemak di bawah kulitnya
juga terpelihara dengan sangat baik. Setelah selesai pameran, akan
diserahkan pada arkeolog untuk dirapikan dan diteliti lebih jauh,
sehingga untuk jangka waktu yang cukup lama, tidak akan diperlihatkan
lagi secara terbuka.
Rahasia Pengawetan Mumi
Sebuah tim peneliti Jerman menyatakan telah mengungkap rahasia
pengawetan mumi Mesir kuno. Dari hasil penelitian, ilmuwan berpendapat
bahwa rahasia pengawet mumi adalah suatu zat ekstrak pinus salju, dan
menurut mereka dengan menggunakan teknik yang matang bangsa Mesir kuno
mengambil zat pengawet dari sari pohon pinus salju. Sari pohon pinus
salju itu mengandung komposisi utama zat pengawet. Bangsa Mesir
mengawetkan jasad keluarga yang meninggal menjadi mumi, dengan harapan
agar orang yang meninggal mendapatkan kehidupan yang abadi.
Penulis ensiklopedia Romawi kuno, Pulini pernah membuat catatan
tentang resep ramuan pengawet, namun sejarawan Mesir malah mengabaikan
catatannya, barulah sekarang para ilmuwan berdasarkan cara-cara yang
tercatat dalam buku tersebut mendapatkan bahan pengawet dari pohon pinus
salju. Melalui percobaan kimiawi pinus salju pada potongan daging babi
segar, peneliti mendapati bahwa zat kimia ini memiliki efek antikuman
yang sangat kuat, lagi pula tidak mengakibatkan efek negatif terhadap
susunan tubuh.